Sebelum membahas 3 tahapan utama cara pasang instalasi penangkal petir dan perawatan-nya, sering kali timbul pertanyaan bagaimana cara kerja sistem penangkal ini ? apakah bangunan atau hunian kita harus di pasang alat petir ini ? Lalu bagaimana Perawatan penyalur petir ini ?
jawabanya tergantung wilayah dan tingkatan dari suatu hunian tersebut,mari kita bahas langkah awal adalah memahami prinsip dasar cara kerja penangkal petir itu sendiri.
Masih banyak yang berangapan bahwa cara dan prinsip kerja alat petir itu menarik petir dari air termination (ujung penangkal) untuk kemudian disalurkan ke grounding melalui media kabel konduktor, lebih tepatnya sistem penangkal petir ini meyediakan jalur arus petir yang di hasilkan dari muatan listrik karna ketidakseimbangan antara awan dan bumi (baca :masa )
Atau gesekan antar awan muatan negatif dan muatan positif itu sendiri, ketika perbedaan muatan menjadi terlalu besar maka akan terjadi pelepesan listrik yang kita kenal sebagai petir, oleh karena itu sistem proteksi petir ini dibuat dan dirancang untuk memenimalisir kerusakan struktual akibat sambaran petir.,sistem proteksi petir sendiri terbagi menjadi 2 bagian :
kesimpulan : sistem proteksi ini berfungsi untuk melindungi bangunan dan segala isinya dari kerusakan akibat sambaran petir langsung
Kesimpulan : sistem proteksi ini berfungsi untuk melindungi bangunan dan alat perangkat dari arus petir induksi medan magnetik yang terkoneksi dengan jaringan listrik..
Baca juga : mengenal jenis petir dan sambaranya
Secara data statistik, petir adalah bahaya cuaca yang paling sering dialami terlebih lagi untuk wilayah yang rawan akan petir / guruh untuk memenimalisir kejadian yang tidak di inginkan, ini dikembalikan kepada penghuni tersebut
Dan untuk pemilik bangunan tertentu di atas 20 meter ada baiknya memasang penangkal petir Mengacu pada Permenaker No. Per.02/Men/1989 walaupun tidak disebutkan kewajiaban untuk memasang alat ini.
mengingat kita tinggal di wilayah yang rawan petir. ,indonesia adalah salah satu dari beberapa negara yang intensitas terjadinya petir di beberapa wilayah cukup tinggi. karena letak geografis yang dilalui garis kahtulistiwa., indonesia beriklim tropis lebh mudah terjadi sehingga menyebabkan semakin tinggi jumlah sambaran petir yang terjadi atau yg sering di sebut hari guruh ( Thunder Storm Days )
Seperti yang dikutip tirto.id jumlah korban tewas akibat sambaran petir priode 2016 yang bersumber dari data BMKG dan peta sambaran petir di beberapa wilayah Indonesia sbb :
jika dlihat dari peta sambaran yang di tampilkan BMKG adalah tipe petir (CG) Cloud to Ground/Petir awan ke tanah dimana tipe jenis petir ini yang paling berbahaya karena berasal dari pusat muatan yang lebih rendah dan mengalirkan muatan negatif ke tanah
Dari lampiran di atas semoga menjadi pertimbangan untuk memutuskan apakah hunian kita perlu dipasang alat untuk memproteksi datangnya petir ?
Kembali ke pembahasan di awal tentang cara pasang instalasi penangkal petir dan perawatanya. sebelum memutuskan untuk memasang alat instalasi petir-nya, ada baiknya anda perhatikan jenis proteksi petir apa yang cocok untuk hunian anda agar tidak merusak estetika bangunan anda.,terdapat 2 tipe yang sudah kami bahas sebelumnya silahkan kunjungi artikel di bawah ini :
Pada tahap awal pengerjaan di mulai dengan mengerjakan bagian grounding sistem terlebih dahulu, dengan pertimbangan keamanan dan kemudahan maka cari lokasi yang terdekat dari letak sistem penangkal yang akan dipasang.
Setelah menentukan titik grounding langkah selanjutnya adalah instalasi pengeboran/pembumian dan pemasangan material batang pembumian (ground rod/Cooper Rod) yang nantinya dikoneksikan dengan kabel penyalur,kemudian dilakukan pengukuran resistansi/tahanan tanah menggunakan Earth Testermeter apabila hasil pengukuran tersebut menunjukan < 5 Ohm maka tahapan kerja berikutnya dapat dilakukan.
Seandainya hasil resistansi/tahanan tanah menunjukan > 5 Ohm maka di lakukan pembuatan atau penambahan grounding lagi di sebelahnya dan di pararelkan dengan grounding pertama agar resistansi/tahanan tanahnya menurun hingga mendapatkan nilai yang sesuai dengan standarnya < 5 OhmΩ
pada prakteknya dilapangan nilai resitensinya maksimal 3 OhmΩ ( setiap daerah berbeda – beda hasil dari resistensi ketahanan tanah )
Setelah selesai membuat grounding, langkah selanjutnya adalah memasang kabel penyalur (Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas bangunan ataupun sebaliknya, tentunya dengan mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dengan pembuatan grounding dan hindari banyak belokan/tekukkan 90 derajat,
Agar tidak terjadi lonjakan arus dan meminimalisir kebutuhan material serta kualitas instalasi dapat efektif dan efisien.,Kabel penyalur petir yang biasa di gunakan antara lain :
Untuk tempat – tempat tertentu sebaiknya di beri pipa pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan dan keamanan.
Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap selanjutnya pemasangan head terminal petir/ujung penangkal yang bentuknya runcing,penempatan ujung penangkal harus di atas bangunan yang paling tinggi.
Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja NO. :PER. 02/MEN/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir maka alat yang dipasang harus menjalani inspeksi dan pemeliharaan berkala, bisa dilakukan setahun sekali atau pada saat perubahan bentuk bangunan/renovasi. lalu langkah apa saja untuk pemeliharaan agar sistem proteksi petir dapat bekerja secara optimal ?
Alat penangkal petir untuk rumah tinggal ? mungkin itu yang ada di benak anda pada…
Mempelajari alat penangkal petir dan aspek pendukung nya, ketika musim hujan di indonesia sudah tiba…
Perbandingan harga penangkal petir dan jenisnya , tentu akan menjadi pertimbangan anda sebagai konsumen sebelum…
Apa penyebab seseorang tersambar petir ? mungkin pertanyaan ini sering dipertanyakan di kalangan masyarakat umum,…
Rumah kita adalah tempat perlindungan dan kenyamanan, tetapi ketika langit gelap dan petir menyambar, risiko…
Panduan Pasang Penangkal Petir dirumah ? apakah anda sedang mencari artikel serupa dan sejenisnya ?…